Bebal!

Sempat berfikir bahwa ikhlas itu rumit sekali ya? Terlebih dengan perjalanan yang dirasa tak sampai-sampai, dalam sebuah perjalanan sesederhana keluar dari rumah untuk membeli sebuah barang saja, bisa saja membuat diri ini mengelus dada berfikir bahwa masih aja ada rasa kurang. Kadang hari-hari terasa begitu pelik, tidak bersahabat, tidak sesuai dengan keinginan. Menangis. Meronta minta ini, minta itu. Duh, manusia satu ini terlalu banyak meminta, apa yang telah kamu berikan? Coba direnungkan.

Namun kadang berfikir juga, kalau keinginannya melulu tentang dunia, begini nih jadinya, serba berat dijalani. Harus diseimbangkan, jangan lupa, tetaplah menjadi pembelajar yang baik dalam kehidupan ini.

Ketikapun berat, teruslah berjalan, jangan tergiur untuk melihat riuh kehidupan orang lain. Karena kehidupan antar manusia memiliki setting-nya masing-masing. Hal yang menarik dalam kehidupan adalah orang lain ada dalam kehidupan kita berperan sebagai tamu. Begitupun sebaliknya, kita adalah tamu dalam kehidupan mereka. Jadi, menjadi tamu yang sopan adalah kunci keselarasan. Tidak terlalu ikut campur. Mematuhi keberkenaan si tuan rumah. Tahu situasi dan keadaan. Begitupun ketika kita menjadi tuan rumah, menjadi tuan rumah yang penuh kasih dalam menjamu tamu.

Ketika dirasa tidak tahan lagi…
Tahu apa yang membuat kita kuat dan ikhlas.
Diri kita dan Tuhan.
Itu kenapa ketikapun engkau merasa bahwa dunia ini tidak adil, akan ada ruang keadilan terbaik kelak, di mana di sana kata adil bukan hanya sebatas sebuah kata dengan makna setara.

Selamat beribadah kawan-kawan!
Salam sayang, Marwa.

Baca juga:  Sekamar Lagi

Leave a Reply

Discover more from Blossom Laden

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading