Beberapa hari yang lalu salah satu teman lama bernostalgia dengan bilang salah satu kebiasaan khas dari saya adalah hobby banget duduk lama di depan laptop sambil nonton film atau sekedar mendengarkan musik. Kala itu, kami berdua satu asrama beda kamar. Di beberapa semester, dia memang sering sekali mampir ke kamar C4-03 dan selalu mendapati saya duduk di depan laptop dengan kondisi earphone terpasang ke kedua lubang telinga saya.
Cerita di atas membuat saya ikut kembali ke zaman kuliah dulu, kebiasaaan di depan laptop yang selalu saya lakoni hampir setiap saya berkesempatan untuk istirahat dari segelumit aktivitas sebagai civitas academica kala itu.
Tapi percayalah, setelah seharian kuliah dan membereskan urusan proker organisasi, seorang innie (sebutan untuk introverted person), selalu membutuhkan waktunya sendiri untuk tetap waras. Salah satunya, yang berhasil di saya adalah maraton film/series atau sekedar mendengarkan musik di depan laptop.
Saya jadi teringat, kala itu pernah memiliki angan-angan punya pekerjaan dengan hanya duduk di depan laptop. Angan-angan bisa bekerja dari rumah dan bergaji tinggi adalah hal yang selalu saya inginkan. Bergaji tinggi banget Mar? HAHA! Kala itu, standar mahasiswa dengan keadaan ekonomi yang pas-pasan memang ingin segera lulus dan punya banyak uang dengan bekerja (kita menyebutnya sebagai “langkah memperbaiki taraf hidup”).
Siapa sangka, kedua hal di atas selaras dengan apa yang saya dapatkan saat ini, meskipun gaji besar adalah hal yang sangat relatif. Tak henti-hentinya saya merasa bersyukur atas apa yang saya dapatkan saat ini. Saya yakini semua ini datang bukan semata-mata dari privilege, melainkan karena kemurahan Yang Maha Baik sehingga semua ini terwujud. Tentunya, saya mendapatkan itu semua atas jerih payang keringat dan kesabaran selama ini, pula dengan rentetan pengorbanan yang perlu saya ikhlaskan.
Rasa-rasanya waktu berjalan begitu cepat, sudah setahun terakhir saya menggeluti pekerjaan impian saya, remotely working on my modest table and chair. Persis seperti yang saya harapkan kala masih di bangku perkuliahan.
Bekerja dari rumah membuat saya jauh lebih efektif baik dari segi waktu dan keberhasilan dalam bekerja. Tidak dipungkiri, stress kerja memang terkadang menghinggapi, namun saya tipe pekerja yang selalu percaya bahwa setiap pekerjaan pasti selalu punya konsekuensinya masing-masing. Tinggal kita ingin menyikapinya seperti apa.
Take away dari apa yang mungkin rekan-rekan ambil dari cerita di atas, jika saat ini, kalian berada fase terberat dalam hidup, coba diingat-ingat kembali, pasti ada hal kecil di masa lalu yang mungkin bisa membuat kita tersenyum damai karena impian-impian sederhana tersebut terwujud untuk saat ini.
Siapa pun kalian yang membaca ini, saya harap kalian dalam keadaan sehat dan bahagia. Selamat menjalankan hari!